----

---

Sabtu, 02 November 2013

Uang Alasan Maya Menjadi Pemandu Lagu Plus-Plus

Jakarta: Tak lagi sempat membersihkan diri, Maya langsung melempar tubuhnya ke tempat tidur. Jarum jam menunjukkan pukul 02.30. Entah mabuk, entah teramat lelah. Yang jelas, Maya baru kembali membuka mata ketika matahari nyaris di atas kepala.

"Itu dulu mas...," kata Maya, pemandu lagu (PL) plus-plus di sebuah tempat karaoke di Jalan Raya Daan Mogot, Jakarta Barat, kepada Metrotvnews.com, baru-baru ini.

Maya, perempuan 32 tahun asal Bandung, Jawa Barat. Menjadi PL plus-plus adalah pilihan sadarnya. Menurut ibu satu anak yang sudah lama bercerai dengan suaminya itu, gampang mencari uang di dunia malam.

Sudah hampir satu tahun ini ia melakoni profesi sebagai PL. Tak terhitung lagi berapa laki-laki yang sudah ditemaninya. Dahulu, kalau menemani tamu, Maya selalu mabuk minuman keras. Tapi kebiasaan itu kini sudah ditinggalinya.

Maya mengaku, memasang tarif Rp300 ribu per tiga jam. Atau Rp100 ribu per jam. Namun perempuan yang ngekos di daerah Jembatan Besi, Jakarta Pusat, itu tak mau melayani tamu yang hanya satu jam ngeroom.

"Kalau mau check in, Rp300 ribu per jam. Sudah sama kamar. Tempatnya di hotel belakang sini ada," Maya buka kartu. "Ketahuan dari dua orang aja udah bisa dapet Rp400 ribu."

Maya tak pernah melayani order plus-plus di tempat karaoke. Selalu di hotel. Kalau sedang mood, ia bisa melayani lima tamu. Sebaliknya, kalau sedang malas, Maya berkata, "Ya males ngelayanin, walau baru dapet satu tamu".

Bak cendawan di musim hujan, tempat karaoke atau rumah bernyanyi tumbuh subur di mana-mana. Di hotel berbintang. Di mal-mal. Di tengah kota, di pinggir kota atau tempat keramaian lain. Begitu mudah sekarang kita menjangkaunya.

Tak ada yang salah dari tempat karaoke, di manapun keberadaannya. Persoalan baru lahir ketika tempat yang sejatinya buat pelepas penat dan stres itu berubah fungsi menjadi media transaksi birahi. Dan, celakanya, di banyak tempat karaoke, jual beli jenis ini menjadi lumrah.

Benar, nyaris tak ada rumah bernyanyi yang terang-terangan menyediakan wanita penghibur atawa, kalau di tempat karaoke akrab disebut pemandu lagu. Tapi, faktanya ada.

Bukan seperti di lokalisasi dimana transaksi seks berlangsung benderang dan berlangsung di lokasi, di rumah bernyanyi jual beli "kesenangan" terjadi samar-samar. Pun, tak semua pemandu lagu mau menerima order sampingan. Transaksi seks di rumah karaoke berada di garis abu-abu.

sumber: Metrotvnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar